Hamba kecil yang bersembunyi diantara puisi.

Jumat, 31 Desember 2021

Bukan Perayaan Awal Tahun

 

BUKAN PERAYAAN AWAL TAHUN

“Gak kerasa ya udah masuk tahun 2022.” 

Hah, gak kerasa? Sini-sini tak pentung ndasmu,

Kamu tahu ngga, tahun ini menjadi tahun yang campur aduk buatku.

Ada hari aku merasa cemas hanya karena memikirkan hal-hal kecil.

Ada minggu aku merasa kehilangan dan benar-benar kehilangan seseorang.

Ada bulan aku merasa terjatuh dan tak ada satu orang pun yang memahami.

Ada tahun, tahun ini aku merasa lelah atau terlalu lelah karena banyak berharap dan harapan itu malah menimbulkan kekecewaan.”

Hmm, Sorry. Terus apa yang kamu pikirkan hingga

bisa membuatmu bertahan melewati kesulitan tahun ini?”

Orang tuaku, mimpiku, cita-citaku. Mereka semua yang bisa membuatku bertahan hingga saat ini, dan mungkin seterusnya,”

 

Kalau tahunmu bagaimana?

Tahunku ini menjadi tahun yaa… Alhamdulillah memuaskan,”

“Tahun ini aku merasa bahagia karena berhasil menemukan pendengar yang baik,

yang tak bosan mendengar keluh kesahku setiap harinya.

Tahun ini aku merasa lebih baik karena berhasil mengenal dan memahami diriku sendiri.

Tahun ini aku merasa puas karena satu persatu mimpiku dikabulkan oleh sang pencipta langit.”

 *berpelukan :)

 

Setiap tahunnya pasti diantara kita ada yang merasa kesulitan, lelah, hingga merasakan titik rendah dalam hidupnya. Namun diantara kita juga ada yang merasakan kebahagiaan, senang, full senyum karena ada hal-hal baik yang kita dapatkan.

Pesan ini saya tinggalkan untuk siapapun yang membaca tulisan ini hingga akhir. Terima kasih sudah berjuang dan bertahan sepanjang tahun ini. Harapan untuk tahun berikutnya? Semoga hal-hal baik tidak akan putus datang kepada kalian semua. Satu lagi, semoga leg 2 Final AFF Indonesia mendapatkan keajaiban. Layaknya Barca vs PSG dan seperti Liverpool vs Barca.

 

31.12.21

Share:

Selasa, 27 Juli 2021

(Puisi) Tiap Sudut Lorong IGD

 


Tiap Sudut Lorong IGD

Begitu matahari terlepas
Aku kelimpungan tiba di IGD.
Satpam menyodorkan kursi roda.
Padahal kaki ku kencang dan kuat.

Aku dibawa melewati lorong-lorong gelap.
Tut, tut, tut. Bukan suara kentut.
Seperti suara monitor ventilator di tiap lorong.

Tak ada yang duduk.
Semua terbaring hanya ditemani
suara hembusan O2.
Mendengkur adalah cara
mereka saling menyapa.

Dilorong berikutnya terlihat
jarik batik khas pekalongan menutupi seluruh
tubuh wanita mungil.
Pak Satpam tak acuh dan terus
mendorong ke lorong kamarku.

Sebelum melepas kursi roda.
Suara tangisan sangat keras
dan tersedu-sedu mengadu padaku.
"Suara tangisan apa itu pak Satpam?"
"Itu suara tangisan yang bisa mendekatkanmu pada Tuhan nak."

-Pkm Karang Kembang, 5 Juli 2021.
Share:

Senin, 26 Juli 2021

(Puisi) Dua Orang Asing


Dua Orang Asing

Dua orang yang saling melekat
Berakhir tidak saling ingat
Padahal dulu saling berpegang erat.

Dua orang yang saling berharap
Berakhir tanpa pernah berucap
Padahal dulu saling bersuap

Dua orang yang saling berkabar
Berakhir menjadi saling berkelakar
Padahal dulu saling mendengar

Lucu, dua orang menjadi asing setelah semua waktu dihabiskan bersama.
Atau mungkin ini hanya ilusi belaka bahwa ada dua hati yang ingin kembali merajut asa.
Share:

Rabu, 26 Mei 2021

(Puisi) Lautan Harapan

 LAUTAN HARAPAN


Lautan Harapan
Setibanya di IGD
Khanza kelimpungan ketika
melihat sesak penuh pasien.

Dijaganya sang ayah oleh
anaknya yang paling muda
Kesakitan demi kesakitan,
Lirihan demi lirihan,
Tangisan demi tangisan.
Diselimutinya senyum manis menenangkan.

Dilihatnya samping kanan pria tersedu-sedu
mengabarkan berita kematian.
Dilihatnya samping kiri seorang ibu
bermohon-mohon kepada dokter muda.

Difajar yang lelah.
Orang-orang mulai membisiki sajadah,
Langit mendengar karena diguncang harapan.
Inilah tempat yang paling dahsyat
menggemakan doa.

RSCM. 
13 April 2021.
Share:

Jumat, 19 Maret 2021

(Puisi) Netizen

 NETIZEN


NETIZEN
Dibutakan nafsu buas untuk menghakimi
bunga-bunga indah ditamanku.
Mereka ciut nyali,
Bersembunyi dibalik awanama melontarkan
pujian-pujian yang dibenci tuhan.

Di hamparan gurun tandus aku telantar,
Aku berbicara tetapi mereka tidak mendengar,
Mereka meremehkan dan menertawakan gagasanku:
Karena aku gagal menyusun kata,
Karena aku tidak bisa menjejaki,
Karena aku kandas meyampaikan,
apa yang mereka inginkan.

Share:

Selasa, 09 Maret 2021

(Puisi) Sajak Rasa

 SAJAK RASA


Sajak Rasa

Semakin kesini rasanya semua terasa berat. Ini Bukan masalah hati yang orang-orang sering bicarakan. Bukan masalah pergaulan anak-anak remaja. Bukan pula masalah yang sedang kalian pikirkan. Akhir-akhir ini otakku dikelilingi berbagai pertanyaan yang sulit terjawab.
Dalam hatiku mengadu pada malam:

"Sungguh aku sekuat ini?"

"Apakah hatiku baik-baik saja?"

"Kok bisa merekam sebuah penat dibalik senyum manisku?"

"Sungguh tak perlu orang lain untuk mengertiku?
"

Bulan yang pucat diam tanpa sepatah kata mendengar pertanyaan yang aku uraikan.
Angin malam hanya sayup-sayup menggerakkan daun kering yang berjatuhan.
Disambut lantunan pujian serangga dan binatang malam dengan khidmat.

Wahai
Aku akan baik-baik saja.
Melewati badai api dan segudang duri bunga mawar
menemani langkah-langkah keputusasaan.
Aku tuliskan sajak rasa.
Rasa takut melihat kegelapan.
Rasa marah mengingat sisa waktu.
Rasa gemetar mendengar penghinaan.
Hidup memang fana!
Kadang-kadang aku terbuang ke entah belantara.
Sendirian disana duduk memeluk lutut,
dan menjatuhkan sisa-sisa air mata

Tetapi aku menyadari.
Hidup akan terus berjalan.
Bumi akan selalu berputar pada porosnya dan
nasi goreng tetap enak dimakan saat malam tiba
Mengingat cita-cita dan sepanjang perjuanganku.
Membangunkan kembali gairah semangat.
Alis mengerut.
Mata tajam,
ditambah kepalan tangan.
Siap menerobos realita kehidupan
Karena rasa,
Kita hidup.

Share:

Jumat, 26 Februari 2021

(Puisi) Suwung

 SUWUNG


Suwung

Hujan turun malam ini
Kudengar suara motor serentak menepi
Berhenti,
Sepasang kekasih tak begitu romantis
Mengeluarkan jas hujan yang sedikit koyak
Hanya Satu,
Mereka saling berbagi ruang lalu melanjutkan perjalanan.
Kusadari alangkah sedihnya hidupku
Diingatkan oleh lagu kenangan
Dalam batinku:
Hatimu suwung, kok bisa?
Tapi dipikir seru juga
Tidak repot-repot menanyakan mau kemana hari ini?

Share:

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

Theme Support